Drama Ujian Praktek Bahasa Indonesia: The Last Asamurait

dramaIni adalah drama buatan kelompok Bahasa Indonesia kami(Hedi, Tugus, Rery, Yoga, Bagus, Ayu Rahma, Gina, Fitri, dan Merisa) saat ujian praktek yang diselenggarakan pada tanggal 28 Februari 2012. Kami pada saat itu mendapat urutan pertama dalam tampil. Kami tampil dengan cukup baik(walaupun masih pakai teks) dengan saya sebagai tokoh utama sebagai Nyelem. Saya membagikan teks drama untuk 8 orang ini kepada anda. Ini dia dramanya:


Narator: Nyelem adalah kapten divisi 1 Amerika yang tangguh dan kuat. Suatu hari...

Mayor Herman: Tugas kita kali ini adalah menjajah Jepang. Mereka terkenal dengan para samurai yang hebat, kita harus berhati-hati

Nyelem: Anda tidak perlu khawatir, selama ini kami belum pernah kalah.

Mayor Herman: Aku percayakan tugas ini kepadamu. Jangan gagal dan kembalilah hidup-hidup

(Mayor Herman pergi)

Narator: Nyelem berbicara kepada divisi 1

Nyelem: Kali ini target kita adalah Jepang. Persiapkan diri kalian! Kita akan menyerbu Hokkaido besok, kita akan membawa kepala samurai sebagai hadiah! Kita pasti menang

Narator: Prajurit bersorak dan keesokan harinya mereka bersiap-siap ke Jepang untuk menjajah Jepang.

Nyelem: Tunggu aba-aba dariku.

(Nyelem menggerakan tangannya, para prajurit langsung bergerak)

Narator: Peperangan pun terjadi, tiba-tiba salah satu samurai berteriak..

Takashimura: Apa kau yang telah membunuh samurai itu?

Nyelem: Ya, dia terlalu lemah

Takashimura: Berani-beraninya kau!

Narator: Tiba-tiba saja prajurit yang mati bertambah banyak karena ada pemanah

Sakukurata: Ayah, sebaiknya kita bunuh saja dia! Dia sudah membunuh kakak, biarkan aku yang membunuhnya

Takashimura: Jangan, kita masih memerlukannya. Kita akan mengetahui strategi dan kelemahan musuh jika menangkapnya. Bawa dia ke perkampungan!

Narator: Sesampainya di perkampungan, Nyelem dirawat oleh seorang perempuan

Tamao: Kau sudah sadar?

Nyelem: Siapa kau?

Tamao: Pakailah baju ini(memberikan baju) setelah itu minumlah obat ini

(pintu terbuka)

Sakukurata: Kau sudah sadar? Nenek keluarlah sebentar, aku akan berbicara dengannya.

(Tamao keluar)

Nyelem: Kenapa kau membiarkan aku hidup?

Sakukurata: Aku juga sangat ingin membunuhmu, tapi ayah melarangku karena kau akan berguna. Pakailah baju itu, aku akan membawamu ke tempat latihan. Di sini kau harus mematuhi ayahku

Narator: Nyelem dan Sakukurata pergi ke tempat latihan. Di perjalanan, dia melihat betapa malangnya kampung kecil ini, karena pertempuran melawan Amerika Serikat, rakyatnya banyak yang menderita. Sampai di tempat latihan, di sana Takashimura, Tokojin, dan Takujin sedang latihan.

Nyelem: Apa keinginanmu?

Takashimura: Aku ingin mencoba kemampuanmu. Ambil ini!(melemparkan tongkat)

Nyelem: Kau ingin mencoba kemampuanku? Baiklah ayo kita mulai

Narator: Hanya dalam beberapa menit saja Nyelem pun kalah.

Takashimura: Berlatihlah bersama Tokojin dan Takujin. Kau tidak akan berguna jika lemah seperti ini(berjalan pergi)

Takujin: Kakak, bukankah orang itu yang telah membunuh kakek? Kenapa ayah membawanya kesini?

Tokojin: Taku, kau tidak perlu takut. Sebaiknya kita latihan sekarang

(Takujin mengangguk)

Narator: Setelah berlatih, Nyelem ingin kembali ke kamar. Dia melihat Tamao yang sedang bersedih.

Nyelem: Maafkan aku, akulah yang telah membunuh suamimu. Walaupun kau tahu itu, kenapa kau tetap bersikap baik padaku?

Tamao: .......... Sebaiknya kau kembali ke kamar.

Tokojin: Ibu!

Tamao: Tokojin, tolong antarkan orang ini ke kamarnya

Narator: Mereka bertiga kembali ke kamar. Hari demi hari telah berlalu. Nyelem semakin hebat dalam mengayunkan pedang. Dia pun semakin akrab dengan Tokojin, Takujin, dan Sakukurata. Pada suatu hari.....

Takashimura: Aku sudah melihat perkembanganmu hari demi hari. Sekarang aku ingin melihatnya. Bertarunglah denganku

(Nyelem mengangguk)

Narator: Pertarungan itu berakhir imbang

Takashimura: Kau hebat! Ikutlah denganku

(Nyelem dan Takashimura pergi)

Takashimura: Aku ingin mengetahui strategi musuh dan kelemahannya. Beritahu aku

Narator: Nyelem pun menjelaskan kelemahannya

Takashimura: Hmm jadi begitu. Aku akan menyiapkan rencana yang lebih matang lagi.

Sakukurata: Ayah, aku dengar mereka akan menyerang akhir bulan ini dan ketuanya adalah Mayor Herman

Nyelem: Apa?! Dia adalah bosku. Kau harus berhati-hati, dia adalah orang yang kuat

Takashimura: Kalau begitu apa rencanamu?

Narator: Nyelem pun memberikan saran atas strateginya

Sakukurata: Itu ide yang bagus

Takashimura: Benar. Kalau begitu kita sudahi pertemuan.

Narator: 1 hari menjelang perang....

Takashimura: Semuanya sudah siap. Sekarang Sakukurata, tolong kau cek lagi perlengkapan kita.

(Sakukurata pergi)

Nyelem: Lalu, apa yang harus aku lakukan?

Takashimura: Aku punya firasat buruk. Nyelem, jika aku mati, kau harus tetap hidup untuk menjaga Tamao dan yang lainnya. Aku tahu kalau hubunganmu dengan mereka sangat akrab.

Nyelem: Tidak! Aku dan kau tidak akan mati. Kita berdua akan kembali hidup-hidup begitu juga dengan Sakukurata.

Takashimura: Kau punya semangat dan pribadi yang bagus. Tidak percuma aku menolongmu waktu itu. Hah... Aku akan pergi menyiapkan hal lainnya

Narator: Takashimura pun pergi. Lalu Tamao menghampiri Nyelem.

Nyelem: Tamao....

Tamao: Ikutlah denganku

(berjalan)

Tamao: Aku dengar kau akan ikut berperang besok. Jadi gunakanlah ini.

Nyelem: Ini....

Tamao: Benar. Itu adalah baju zirah yang digunakan suamiku. Kembalilah hidup-hidup bersama yang lainnya.

Takujin: Apa kau akan ikut dalam peperangan besok?

(mengangguk)

Takujin: Kau akan kembali kan? Aku takut kau tidak akan kembali seperti kakekku.

Narator: Keesokan harinya di tempat peperangan, ternyata rencana yang mereka siapkan gagal. Semua samurai terbunuh kecuali Nyelem dan Takashimura.

Takashimura: Kau kembalilah! Kau sudah berjanji pada Tamao untuk kembali hidup-hidup

Nyelem: Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian

Takashimura: Aku akan bertarung sampai titik darah penghabisan.

Narator: Akhirnya Takashimura meninggal karena tertembak pistol. Nyelem dibiarkan hidup oleh Mayor Herman karena dia adalah anak buahnya. Setela perang berakhir, Nyelem menuju istana kaisar untuk mengusulkan perdamaian. Penjaga istana mengatakan kepada kaisar bahwa ada seseorang yang ingin menemui anda.

Kaisar: Biarkan dia masuk

Nyelem: Aku ingin agar tuan berdamai dengan Amerika Serikat. Apa tuan tahu bahwa salah satu samurai pemberani di Hokaido telah meninggal demi menyelamatkan negara ini?

Kaisar: Aku turut berduka cita. Kalau begitu bagaimana jika kau yang mewakili negara ini untuk menandatangani perjanjian damai itu? Lalu aku akan memberikan gelar terhormat kepada samurai tersebut.

Nyelem: (mengangguk)

Narator: Akhirnya Jepang dan Amerika Serikat pun berdamai dan Takashimura diberi gelar terhormat dari Kaisar. Nyelem tinggal di Hokaido bersama Tamao dan yang lainnya dengan bahagia.

No comments:

Post a Comment