5 Cara Menyusun Kajian Pustaka (Beserta Contoh)

Kajian pustaka adalah kegiatan mencari referensi yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan untuk dikutip atau dijadikan dasar dari sebuah ide penelitian. Referensi itu dapat berupa jurnal penelitian, paper, disertasi, skripsi, buku, dan bahkan situs internet yang bisa dipercaya. Referensi penting karena tidak semua pernyataan dalam penelitian bisa dibuat oleh pemikiran pribadi, selain itu juga sebagai bukti bahwa pernyataan yang di buat di dalam penelitian terbukti secara empiris. Berikut adalah cara menyusun kajian pustaka dengan baik dan benar beserta contoh. Langsung saja kita simak yang pertama:

1. Memilih Sumber Pustaka

Sumber pustaka, seperti yang sudah dijelaskan tadi, dapat berupa skripsi, tesis, disertasi, makalah, paper, jurnal penelitian, buku, situs internet yang kredibel, dll. Memilih sumber pustaka yang baik penting untuk menghasilkan kutipan atau ide yang tepat. Dalam memilih sumber pustaka, terdapat beberapa kriteria sumber pustaka sebagai berikut:
  1. Sesuai dengan topik penelitian yang akan dilakukan.
  2. Isi mudah dipahami oleh peneliti.
  3. Pernyataan dalam sumber tersebut harus bisa dibuktikan secara empiris.
  4. Sumber pustaka harus terorganisir supaya lebih mudah dalam mencari informasi yang dibutuhkan.
  5. Sesuai dengan perkembangan zaman dan sesuai dengan teori terbaru.
  6. Berhubungan dengan penelitian.
  7. Sumber tersebut harus terpercaya.

2. Menelusuri Sumber Pustaka

Setelah ditemukan beberapa sumber pustaka yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah menelusuri isi di dalam sumber pustaka untuk mencari kutipan. Caranya adalah dengan melihat daftar isi terlebih dahulu kemudian membaca secara keseluruhan bagian sumber pustaka yang dianggap penting.

3. Membaca Sumber Pustaka

Jauh lebih baik jika kita mengambil sumber pustaka dengan cara membaca dan memahami isi sumber pustaka tersebut supaya tidak asal mengutip. Tujuan lainnya adalah untuk membentuk kerangka teori di dalam pikiran supaya mempermudah penulisan karya ilmiah.

4. Mencatat Hasil Interpretasi Terhadap Sumber Pustaka

Catatlah hal-hal yang dianggap penting di dalam sumber pustaka, kemudian menulis ulang yang kita baca sesuai pemahaman, dan memeriksanya kembali untuk memastikan keakuratan kajian pustaka yang akan dibuat.

5. Penyajian Kajian Pustaka

Setelah semua sumber pustaka didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah menulis kajian pustaka. Pada umumnya, kajian pustaka berada di BAB II suatu karya ilmiah. Kajian pustaka terdiri dari beberapa subbab yang menjabarkan semuanya yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penyajian kajian pustaka dapat berupa deskriptif dan dapat pula disertai dengan analisis. Perbedaannya yaitu dalam deskriptif hanya menguraikan dengan asumsi analisis akan diuraikan di bab selanjutnya. Sedangkan bila berisi analisis, maka dijabarkan tentang pendapat penulis akan kajian pustaka tersebut apakah akan mengkritik, menolak, menerima, atau yang lainnya.

Contoh Kajian Pustaka

Berikut adalah contoh kajian pustaka pada karya ilmiah yang berjudul “Uji Efektifitas Daun Kamboja (Plumeria rubra L.) Sebagai Obat Luka pada Mencit (Mus musculus albinus)”


BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Kamboja (Plumeria rubra L.)
Klasifikasi kamboja dapat dilihat pada tabel 2.1, tumbuhan yang termasuk famili Apocynaceae merupakan tumbuhan berbunga yang berasal dari Amerika Tengah dan Afrika. Di alam, tumbuhan ini berbentuk semak liar yang tumbuh di daerah gurun yang panas dan dapat hidup lama tanpa air. Usia tanaman ini bisa mencapai ratusan tahun.

Tabel 2.1 Klasifikasi Kamboja (Plumeria rubra L.)

Kerajaan Plantae
Sub kerajaan Tracheobionta
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Magnoliphyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Gentianales
Famili Apocynaceae
Genus Plumeria
Jenis Plumeria rubra L.

Ciri khas kamboja (Plumeria rubra L.) adalah bunganya yang beraroma khas dan sering dijadikan bahan baku parfum. Warna mahkotanya merah. Tinggi tanaman ini dapat mencapai lebih dari enam meter dan bercabang-cabang. Jenisnya adalah kayu lunak dan bergetah sehingga tidak cocok sebagai bahan baku furniture. Daun kamboja berwarna hijau, berbentuk lonjong dengan urat daun terlihat menonjol di belakang dan ujung daun yang meruncing. Daun kamboja berwarna kuning ketika hendak rontok. Pada musim panas, banyak daun yang rontok dan bunga banyak yang mekar. Morfologi dari tumbuhan kamboja dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Tanaman Kamboja
tanaman kamboja

Sumber : en.wikipedia.org
2.1.2. Mencit (Mus musculus albinus)
Klasifikasi mencit dapat dilihat pada tabel 2.1. Mencit (Mus musculus albinus) merupakan salah satu hewan dalam kelompok rodentia yang mudah dipelihara, praktis juga dapat berkembang biak dengan cepat sehingga dapat diperoleh keturunan dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang singkat serta anatomis dan fisiologisnya terkarakterisasi dengan baik (Malole dan Pramono 1998).

Tabel 2.2 Klasifikasi mencit (Mus musculus albinus)

Kerajaan
Animalia
Phylum Chordata
Sub Phylum Vertebrata
Kelas Mamalia
Ordo Rodentia
Famili Muridae
Genus Mus
Spesies Mus musculus
Sub Spesies Mus musculus albinus

Mencit luar atau mencit rumah adalah hewan semarga dengan mencit laboratorium. Hewan tersebut tersebar di seluruh dunia dan sering ditemukan di dekat atau di dalam gedung dan rumah yang dihuni manusia. Berat badan bervariasi, tetapi umumnya pada umur empat minggu berat badan mencapai 18-20 g. Mencit liar dewasa dapat mencapai 30-40 g pada umur enam bulan atau lebih. Mencit laboratorium mempunyai berat badan kira-kira sama dengan mencit liar, tetapi setelah diternakkan secara selektif selama delapan puluh tahun yang lalu, sekarang ada berbagai warna bulu dan timbul banyak galur dengan berat badan berbeda-beda (Smith dan Mangkoewidjojo 1988). Morfologi dari mencit dapat dilihat pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Mencit
Mencit

Sumber : de.wikipedia.org
Mencit laboratorium dapat dikandangkan dalam kotak sebesar kotak sepatu. Kotak dapat dibuat dari berbagai macam bahan, misalnya plastik, aluminium, atau baja tahan karat (stainless steel). Prinsip dasar yang perlu dicamkan kalau memilih kotak mecit ialah bahwa kotak harus mudah dibersihkan dan disterilkan. Kotak mencit harus tahan lama, tahan gigit dan mencit tidak dapat lepas. Apa pun sistem kandang yang dipakai, paling penting untuk diperhatikan adalah persyaratan fisiologis dan tingkah laku mencit. Persyaratan ini meliputi menjaga lingkungan tetap kering dan bersih, suhu yang memadai, dan memberi ruang cukup untuk bergerak dengan bebas dalam berbagai posisi. Seluruh sistem perkandangan harus dirancang sehingga mudah dirawat dan diperbaiki demi kesehatan hewan. Kandang yang baik harus tersedia alas tidur (bedding) dengan kualitas bagus dan bersih. Biasanya di daerah tropis dapat dipakai serbuk gergaji atau sekam padi sebagai alas tidur. Alas tidur harus diganti sesering mungkin, sekurang-kurangnya satu kali tiap minggu (Smith dan Mangkoewidjojo 1988).

2.2. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
  1. Hery Kristiana (2008) pada skripsinya yang berjudul: “Gambaran Darah Mencit (Mus musculus albinus) yang Diberi Salep Ekstrak Etanol dan Fraksi Hexan Rimpang Kunyit (Curcuma longa Linn.) pada Proses Persembuhan Luka”. Hasil penelitian tersebut adalah bahwa ekstrak etanol rimpang kunyit mengandung senyawa-senyawa kimia dari golongan alkaloid dan kuinon. Sedangkan fraksi hexan rimpang kunyit mengandung senyawa-senyawa kimia dari golongan alkaloid, saponin dan kuinon. Secara umum sediaan salep ekstrak rimpang kunyit yang dipakai mempunyai manfaat untuk mempercepat persembuhan luka serta dapat digunakan sebagai obat luka, sehingga sediaan salep ekstrak rimpang kunyit ini potensial dikembangkan menjadi obat komersial.
  2. Kunti Hapsariani (tt) pada tesisnya yang berjudul: “EFEKTIVITAS SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN KAMBOJA (Plumeria accuminata Ait) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA GINGIVA MELALUI PENGAMATAN SEL PMN (Polimorfonuklear)”. Hasil penelitian tersebut adalah ada pengaruh pemberian salep ekstrak etanol konsentrasi 10% daun P. accuminata Ait pada proses penyembuhan luka gingival tikus Sprague dawlery.

2.3. Kerangka Berpikir

Penelitian ini membahas pengaruh pemberian daun kamboja (Plumeria rubra L.) terhadap tingkat kesembuhan pada tikus mencit (Mus musculus albinus). Penelitian ini dilakukan dengan cara percobaan in vitro pada mencit. Kemudian diteliti dan diambil data secara kualitatif.


Referensi:
  1. CONTOH PENULISAN KAJIAN PUSTAKA (http://belajarbahasa-bahasaindonesia.blogspot.co.id/2012/05/contoh-penulisan-kajian-pustaka.html)
  2. Teknik Menyusun Kajian Pustaka (https://zultogalatp.wordpress.com/2013/03/07/teknik-menyusun-kajian-pustaka/)
  3. PENGERTIAN KAJIAN PUSTAKA (http://arulteam.blogspot.co.id/2012/03/pengertian-kajian-pustaka.html)



Anda bisa request artikel tentang apa saja, kirimkan request Anda ke hedisasrawan@gmail.com atau langsung saja lewat kolom komentar :)

15 comments:

  1. Kak, boleh minta artikel tentang pembuatan judul yang menarik?

    ReplyDelete
  2. kajian pustaka soal islamisasi dongg kak?

    ReplyDelete
  3. Kak kajian pustaka tentang alam pikir manusia dan perkembangannya dong..

    ReplyDelete
  4. Kak kajian pustaka tentang alam pikir manusia dan perkembangannya dong.

    ReplyDelete
  5. Kalau seumpama ga di kasih gambar boleh gak?

    ReplyDelete
  6. Mohon contoh kajian pustaka skripsi hukum gan 🙏🙏

    ReplyDelete
  7. mohon kajian pustaka Teologi donk k

    ReplyDelete
  8. lalu perbedaan kaijan pustaka dengan pembahasan apa ?

    ReplyDelete
  9. Tlng contoh kajian pustaka loporan ptk

    ReplyDelete
  10. Tolong contoh kajian pustaka tentang perkembangan iptek di indonesia dari era orla,orba,dan reformasi🙏

    ReplyDelete
  11. Kak contoh kajian pustaka keanekaragaman jenis laba-laba🙏

    ReplyDelete
  12. Kak boleh minta kajian pustaka tentang ketahanan nasional bidang militer ?

    ReplyDelete